Biasanya, orang yang punya akhlak baik akan kelihatan dari cara dia ngomong. Kata-katanya enak didengan, nggak nyakitin, dan bikin nyaman. Sebaliknya, kalau omongannya kasar atau merendahkan, bisa jadi itu ceriminan dari sikap aslinya. jadi, waktu cari pasangan, penting banget buat lihat cara dia bersikap dan berbicara.
Dalam Islam, kita diajarin buat berikhtiar dan juga iktikharah-usaha dan doa jalan bareng, biar dapet pasangan yang terbaik. Setiap orang pasti punya kriteria pasangan idaman masing-masing, dan itu wajar.
Jangan maksa seseorang masuk ke hidupmu kalau dari awal udah beda visi.
Cari yang satu frekuensi, terutama soal nilai hidup dan prinsip agama.
Kalau ada yang datang dengan niat serius, kasih kesempatan buat kenal lebih dekat dulu. Proses aja dulu, nggak harus langsung cocok kok.
Jujur itu penting, karena setelah menikah, nggak bisa terus berpura-pura. Kalau nggak jujur, nanti susah menerima pasangan apa adanya.
Kalau kamu yang mau mulai ta’aruf atau ngajak kenalan serius duluan,
ini hal-hal yang perlu diperhatikan:
Cari tahu dulu tentang orangnya
Sampaikan niat baik dengan jelas
Jaga adab dan sikap saat komunikasi
Siap menerima jawaban apapun
Ngerti emosi itu penting biar bisa jaga diri waktu ada masalah. Kata prikolog Paul Eknam, emosi dasar manusia ada 6: marah, sedih, senang, takut, terkejut, dan jijik. Coba deh kenali emosimu sendiri. Kalau mulai kesulut, tarik napas 4 detik, tahan 4 detik, buang 4 detik ulangi 4 kali. Atau bisa juga atur ulang cara berpikirmu. Kadang yang bikin panas itu bukan situasinya, tapi cara kita merespon.
Pernikahan itu perjalanan panjang, bukan one day event. Pasti ada ujiannya, ada yang menyenangkan, tapi ada juga yang berat. Jadi penting banget punya mental yang kuat dan spiritual yang stabil. Pastikan kamu bisa mengontrol diri secara emosional dan nggak gampang goyah sebelum masuk ke dunia pernikahan.
Soal keuangan juga harus mulai dipikirkan dari sekarang. Coba cek lagi kondisi keuanganmu saat ini. Kalau bisa, dana pernikahan jangan dihambur-hamburkan cuma buat resepsi. Yang lebih penting itu justru kehidupan setelah menikah. Gaya hidup rumah tangga nanti juga harus disesuaikan dengan kondisi keuangan sendiri, nggak usah membanding-bandingkan dengan orang lain. Mulai rancang target keluarga bareng pasangan secara realistis.